Foto : Muhammad Ridho Alfahrazy (16) saat menjalini perawatan. (HARIAN SEMARAK BENGKULU /Abdul Manan)
MUKOMUKO, HARIAN SEMARAK BENGKULU – Perjalanan kesembuhan yang dilalui Muhammad Ridho Alfahrazy (16), seorang pelajar asal Kabupaten Mukomuko, menjadi kisah inspiratif tentang bagaimana program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari BPJS Kesehatan benar-benar hadir sebagai penolong bagi masyarakat, terutama ketika menghadapi kondisi darurat kesehatan.
Ridho, yang sejak kecil mengalami alergi, kerap merasakan gejala seperti flu setiap pagi, hidung tersumbat, bahkan sampai kesulitan bernapas ketika cuaca dingin. Gejala itu terus berlangsung hingga akhirnya pada Kamis, 17 April 2025 ia dirujuk dari klinik ke poli THT di salah satu rumah sakit di Kota Padang. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter spesialis THT, Ridho dinyatakan mengidap nasal polip dan langsung direkomendasikan untuk menjalani rawat inap dan tindakan operasi.
Operasi pengangkatan polip dilakukan pada Sabtu, 19 April 2025. Sebelumnya, Ridho telah menjalani rawat inap sejak tanggal 18 April dan baru diperbolehkan pulang pada 22 April setelah kondisinya stabil. Kontrol lanjutan dilakukan keesokan harinya, 23 April, di poli THT untuk memastikan pemulihannya berjalan dengan baik.
Pengalaman tersebut tidak hanya berkesan bagi Ridho, tetapi juga sangat membekas bagi sang ibu, Elva Elinda (47 tahun). Sebagai ibu sekaligus salah satu pegawai BPJS Kesehatan di Kabupaten Mukomuko ,Elva tidak ragu untuk memanfaatkan dan merasakan langsung betapa program JKN telah menjadi harapan nyata bagi keluarga mereka.
“Alhamdulillah Ridho bisa menjalani operasi tanpa harus khawatir soal biaya. Kami sangat terbantu dengan adanya BPJS Kesehatan. Ini menjadi pengalaman saya memanfaatkan program JKN untuk keluarga, semua prosesnya mudah, cepat, dan tidak dibedakan pelayanannya,” ujar Elva, Rabu (23/04/2025).
Elva mengungkapkan bahwa seluruh proses pelayanan, mulai dari pendaftaran, pemeriksaan, rawat inap, hingga operasi, berjalan lancar tanpa hambatan administratif. Ia juga mengapresiasi suasana rumah sakit yang bersih dan nyaman, serta tenaga kesehatan yang melayani dengan ramah dan penuh perhatian.
“Kami merasa nyaman. Rumah sakitnya bersih, ruang perawatannya layak, dan semua petugas sangat perhatian. Saya sebagai orang tua jadi merasa tenang mendampingi anak selama dirawat,” lanjutnya.
Salah satu pengalaman yang paling membantunya adalah saat memanfaatkan aplikasi Mobile JKN. Dengan aplikasi tersebut, Elva bisa mengambil antrean poli secara online, tanpa perlu datang lebih awal ke rumah sakit. Hal ini sangat memudahkan, terutama bagi pasien rawat jalan yang perlu kontrol lanjutan.
“Luar biasa sekali, antrean lewat Mobile JKN ini sangat memudahkan. Kami bisa ambil antrean dari rumah, jadi datang ke rumah sakit tinggal langsung menuju poli sesuai jadwal,” ungkap Elva.
Tidak hanya itu, ketepatan waktu pelayanan dari pihak rumah sakit juga mendapat pujian dari Elva. Ia mengatakan, dokter di poli datang sesuai jadwal yang tertera di aplikasi Mobile JKN, sehingga pasien tidak perlu menunggu terlalu lama.
“Dokternya juga disiplin, datang tepat waktu. Ini membuat pelayanan semakin tertib dan membuat pasien merasa dihargai,” katanya.
Program JKN tidak hanya dirasakan sebagai perlindungan finansial di saat sakit, tetapi juga telah menjadi sistem pelayanan kesehatan yang makin maju dengan dukungan inovasi digital. Aplikasi Mobile JKN menjadi jembatan antara peserta dan layanan kesehatan yang lebih cepat, transparan, dan nyaman.
Melalui pengalaman ini, Elva mengajak masyarakat lainnya untuk tidak ragu mendaftarkan diri sebagai peserta JKN. Menurutnya, manfaat yang dirasakan jauh lebih besar daripada iuran yang dibayarkan setiap bulan.
“Terima kasih BPJS Kesehatan. Semoga program ini terus berlanjut dan makin banyak keluarga yang terbantu seperti kami. Dari segi pelayanan, fasilitas, dan kemudahan akses, semuanya luar biasa. Kesembuhan anak saya adalah bukti nyatanya.” tutup Elva. (**).