Ini 3 Bahasa Daerah Asal Kabupaten Mukomuko yang Bakal Masuk Dunia Pendidikan

Foto : Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu. Dok. Bambang Saputra.

HARIAN SEMARAK BENGKULU, MUKOMUKO – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu bakal memasukan bahasa asli daerah ke pengajian. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Senin (03/02 /2025).

Kepala Dinas Pendidikan, Epi Mardian melalui Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Sekolah Dasar, Ramon Hosky, ST mengatakan, ada 3 bahasa daerah asal Kapuang Sakti Ratau Batuah ini yang masuk dalam pembelajaran siswa siswi sekolah dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Kata dia, bahasa daerah yang akan masuk pembelajaran dimulai tahun 2026 mendatang secara bertahap.

BACA JUGA : Sejumlah Pasar Tradisional di Kabupaten Mukomuko Dapat Kontainer

BACA JUGA : Penuhi Kebutuhan Pakan Ternak, 9 Kelompok Peternak Sapi di Mukomuko Berhasil Produksi Pakan Silase

“Benar, ada 3 bahasa lokal (daerah) yang masuk dalam pembelajaran atau kategori muatan lokal. Ketiga adalah bahasa Pekal, bahasa Melayu Mukomuko dan bahasa Sungai Ipuh. Secara bertahap,” kata Kabid Pendidikan Sekolah Dasar.

Dia menjelaskan, bahasa daerah yang pertama kali diterapkan adalah bahasa pekal. Kemudian, itu bahasa Melayu Mukomuko dan disusul dengan bahasa Sungai Ipuh.

Menurut Kabid Pendidikan Sekolah Dasar, penggunaan bahasa daerah dalam muatan lokal bukan hal yang serta merta, namun sudah melalui perencanaan yang panjang.

BACA JUGA : Polisi Ringkus 2 ‘Musang’ Sawit di Desa Tunggang Mukomuko

BACA JUGA : Usai Curhatan Para Kades, Komisi I DPRD Kabupaten Mukomuko Bakal Panggil Dinas PMD dan Pendamping

“Yang pertama diterapkan, bahasa pekal, sebab, proses di Balai Bahasa hampir mendekati selesai. Untuk 2 bahasa lokal lainnya, yakni bahasa Sungai Ipuh yang saat ini masih dalam proses di Balai Bahasa di Kementrian,” jelasnya.

“Enggak serta merta (mendadak) sejak tahun 2023 kami sudah memprogramkan bahasa daerah menjadi muatan lokal dengan tujuan agar bahasa daerah ini terus lestari dan terjaga.” pungkasnya. (**).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *