Foto : Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, Joni Hariyadi. (dok. Kharan. NF)
HARIAN SEMARAK BENGKULU, KOTA BENGKULU – Memasuki musim hujan, Dinas Kesehatan Kota Bengkulu ingatkan masyarakat akan bahayanya virus kencing tikus atau Leptospirosis. Ini disampaikan mengingat di beberapa daerah seperti Sumatera Selatan sudah terjadi kasus Leptospirosis yang menyerang warga.
Antisipasi atau pencegahan itu salah satunya dengan menjaga kebersihan baik di dalam rumah maupun di sekitar lingkungan tempat tinggal masing-masing.
Dijelaskanya Kadis Kesehatan, penyakit kencing tikus biasanya terjadi di daerah atau kawasan banjir karena hujan.
BACA JUGA : Ketua SMSI Provinsi Bengkulu Raih Penghargaan SDM Award 2024
BACA JUGA : DPRD Kota Bengkulu Gelar Paripurna, Pj Sekda : Pada Intinya Mereka Sepakat
“Jadi kencing tikus yang sudah terinveksi terkontaminasi dengan air dan menular ke manusia. Maka dari itu kita himbau masyarakat untuk menjaga kebersihan, memasang perangkap tikus di rumah bila memang di rumahnya terdapat tikus,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, Rabu (23/10/2024).
Untuk saat ini, terang Kadis, di Kota Bengkulu belum ada kasus Leptospirosis yang dilaporkan. Namun demikian, masyarakat diminta untuk tetap waspada, terlebih jika beberapa hari ke depan di wilayah Kota Bengkulu dilanda hujan deras dengan intensitas tinggi hingga menyebabkan banjir di beberapa lokasi.
“Leptospirosis adalah penyakit zoonosis akut disebabkan oleh bakteri Leptospira dengan spektrum penyakit yang luas dan dapat menyebabkan kematian,” terang dia.
BACA JUGA : Dinas Lingkungan Hidup Kota Bengkulu Siapkan Ribuan Bibit Bunga
Leptospira, ujar Kadis, adalah genus bakteri dari ordo Spirochaeta, famili Leptospiraceae, berbentuk ulir dan memiliki cambuk erak/ flagellum pada kedua ujungnya.
“Umumnya kasus Leptospirosis pada manusia dilaporkan dari India, Indonesia, Thailand dan Sri Lanka selama musim hujan,” jelasnya.
Lebih jauh Kadis Kesehatan Kota Bengkulu membeberkan, hewan yang menjadi reservoir untuk Leptospira adalah sapi, kerbau, kuda, domba, kambing, babi, anjing dan hewan pengerat seperti tikus.
BACA JUGA : TP PKK Kota Bengkulu Laksanakan 10 Program Pokok
“Tikus merupakan binatang pertama kali dikenali sebagai reservoir Leptospirosis. Di Indonesia Leptospirosis disebarkan (terutama) oleh tikus yang melepaskan bakteri melalui urin ke lingkungan. Reservoir yang tahan terhadap infeksi bakteri Leptospira adalah tikus got (Rattus Norvegicus) kebun/ladang (Rattus exulans) dan menjadi sumber penularan pada manusia dan hewan, “bebernya.
“Penyakit itu bisa menular ke manusia melalui genangan air, sungai, danau, selokan saluran air dan lumpur yang tercemar urin hewan (tikus).” pungkasnya.(**)