Puluhan Hektar Sawah di Kabupaten Mukomuko Dialihfungsikan, Ini Penyebabnya

Foto : Lahan sawah milik petani di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu. Dok. Harian Semarak Bengkulu

HARIAN SEMARAK BENGKULU, MUKOMUKO – Kerusakan yang terjadi di bendung atau jaringan irigasi di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu diduga menjadi pemicu pengalihfungsian lahan sawah.

Salah satu Ketua Kelompok Tani yang berasal dari Desa Penarik Kecamatan Penarik mengatakan bendung irigasi yang terletak di desanya kondisinya jebol. Kata dia, kondisi ini menyebabkan para petani tidak bisa menanam padi.

“Bendung irigasi air dikit kecil jebol saat banjir. Dengan kondisi ini, para petani tidak bisa menanam padi. Sampai awal tahun 2025 masih rusak,” kata Ketua Kelompok Tani Maju Makmur, Sudiyanto, Sabtu (01/02/2025).

BACA JUGA : Pemda Mukomuko Ambil Bagian dalam Program Asta Cita Presiden RI

BACA JUGA : Penuhi Kebutuhan Pakan Ternak, 9 Kelompok Peternak Sapi di Mukomuko Berhasil Produksi Pakan Silase

Dijelaskan Ketua Kelompok Tani, bisanya, awal tahun atau bulan Januari, para petani sedang bersiap untuk menanam padi, namun lantaran kondisi bendung yang rusak, para petani pun enggan turun ke sawah.

“Kami gak mungkin enggak menanam padi. Tapi kalau kami tanam, pasokan airnya darimana.?. Oleh sebab itu, melalui kelompok tani kami mengambil inisiatif, akan mengumpulkan dana dari anggota kelompok tani untuk perbaikan sementara bendung tersebut,” ujar dia.

Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mukomuko, Ir Apriansyah, mengungkapkan, instansinya telah meninjau lokasi bendung irigasi yang jebol.

BACA JUGA : Dinas PMD Kabupaten Mukomuko Minta, Pemdes Siapkan Anggaran untuk Stunting

BACA JUGA : Tahun 2024 Produksi Ikan di Kabupaten Mukomuko Melebihi Target

Dikatakan Kepala Dinas, instansinya belum bisa melakukan perbaikan, sebab ketersediaan anggaran yang belum ada. Kata dia, perbaikan bendung akan menjadi prioritas.

“Sudah ke lokasi, tapi belum bisa melakukan perbaikan karena belum ada anggaran untuk itu, tapi tetap dimasukkan dalam program prioritas daerah ini.” pungkasnya. (**).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *