Soal Keberadaan Harimau, Ini Kata Wakil Ketua I DPRD Mukomuko

MUKOMUKO, PARLEMEN752 Dilihat

Foto : Wisnu Hadi, SE, Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu. dok. Bambang Saputra

HARIAN SEMARAK BENGKULU, MUKOMUKO – Hampir 2 pekan ini atau sejak peristiwa harimau yang diduga menerkam salah satu warga Desa Tunggal Jaya Kecamatan Teras Terunjam Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu, keberadaan bintang buas itu masih menjadi misteri.

Hal ini membuat masyarakat resah dan was-was, sebab rata-rata mata pencaharian warga di Kabupaten Mukomuko adalah petani yang kesehariannya berada di kebun atau identik dengan habitat harimau.

BACA JUGA : Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko Dapat Tambahan 7 dokter

Wakil Ketua I DPRD Mukomuko, Wisnu Hadi, SE meminta, Balai Konservasi Sumber Daya Alam atau BKSDA Provinsi Bengkulu lebih proaktif dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Kata dia, saat ini masyarakat ingin kepastian untuk perkembangan dalam proses penangkapan satwa tersebut.

Wakil Ketua I DPRD Mukomuko menjelaskan, BKSDA merupakan instansi yang memiliki kewenangan untuk memberikan informasi dan edukasi mengenai satwa yang dilindungi itu.

BACA JUGA : Ini Kelurahan Cinta Statistik di Kota Bengkulu

“Saat ini masyarakat di wilayah sekitar tempat kejadian membutuhkan informasi mengenai keberadaan harimau. Apakah masih di sekitar lokasi kejadian atau sudah diamankan,” kata Waka I DPRD Mukomuko, Rabu (22/01/2025).

Wakil Ketua I DPRD Mukomuko tak menampik adanya informasi di media sosial tentang keberadaan binatang buas itu yang berpindah – pindah. Namun demikian, apakah jejak yang ditinggalkan merupakan harimau yang menerkam warga atau ada binatang lain.

“Seyogyanya, BKSDA yang lebih paham tentang hal ini selalu memperbarui informasi melalui berbagai cara, apakah melalui akun resmi, melalui media atau sarana publikasi lainnya hingga masyarakat mendapat kepastian dan ketenangan,” jelasnya.

BACA JUGA : Dinkes Mukomuko Cegah Stunting Dengan Ini

Tidak hanya itu, kata Wakil Ketua I DPRD Mukomuko, BKSA juga dapat menyampaikan kepada masyarakat, secara rutin dan berkala apa yang menyebabkan harimau memasuki perkebunan penduduk.

“Prinsipnya, masyarakat ingin kepastian agar tidak ada rasa was-was saat beraktivitas.” pungkasnya. (**).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *